****************************************************************
Ada tiada rasa dalam jiwa
Rindu akan memanggil-Mu
Karna setiap jiwa t'lah bersumpah
Setia hanyalah kepada-Mu
Bila cinta ada di dalam jiwa
Wangi bunga dunia tanpa nestapa
Segala yang dirasa hanyalah Dia
Hati 'kan memuja hanya pada-Nya
Ketika cinta memanggil
Gemetar tubuhku
Ketika cinta memanggil
Hangatnya nafasku
Ketika cinta memanggil
Menderu sang rindu
Ketika cinta memanggil
Rindu... rindu... rindu qalbu
Memanggil-manggil nama-Mu
Seperti terbang di langit-Mu
Tenggelam di lautan cinta-Mu
Bertabur qalbu yang rindu
Melebur menjadi satu
Bagai menari diiringi pelangi
Ketika cinta memanggil...
Lagu nyanyian dari Opick di dengar beberapa kali. Tidak sesekali Wardatul Shauqah merasa bosan memainkan lagu itu. Di rasakan lagu itu begitu tepat mengenai batang hidungnya sendiri. Entah apa lah yang bermain di benak fikirannya, hanya Allah dan dia saja yang tahu gelodak jiwa yang melanda diri nya. Lalu di capai Baby Green nya dan tangannya laju menekan keyboard laptopnya.
~Surat Cinta Untuk Jiwa~
Surat ini kutujukan untuk diriku
sendiri serta sahabat-sahabat
tercintaku yang insyaAllah tetap
mencintai Allah dan RasulNya di atas
segalanya, kerana hanya
cinta itu yang dapat mengalahkan
segalanya, cinta hakiki yang membuat
manusia melihat segalanya dari sudut
pandangan yang berbeza, lebih bermakna
dan indah.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
kerap kali terisi oleh cinta selain
dariNya, yang mudah sekali terlena
oleh indahnya dunia, yang terkadang
melakukan segalanya bukan keranaNya,
lalu di ruang hatinya
yang kelam merasa senang jika dilihat
dan dipuji orang, entah di mana
keikhlasannya. Maka saat merasakan
kekecewaan dan kelelahan kerana
perkara yang dilakukan tidak
sepenuhnya berlandaskan keikhlasan,
padahal Allah tidak pernah menanyakan
hasil. Dia akan melihat kesungguhan
dalam berproses.
Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku
serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku
yang mulai lelah menapaki jalanNya
ketika seringkali mengeluh, merasa
dibebani bahkan terpaksa untuk
menjalankan tugas yang sangat mulia.
Padahal tiada kesakitan, kelelahan
serta kepayahan yang dirasakan oleh
seorang hamba melainkan Allah akan
mengampuni dosa-dosanya.
Surat ini kutujukan untuk ruh-ku dan
ruh sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai terkikis oleh dunia yang menipu,
serta membiarkan fitrahnya tertutup
oleh maksiat yang dinikmati, lalu di
manakah kejujuran diletakkan? Dan kini
terabailah sudah nurani yang bersih,
saat ibadah hanyalah sebagai rutin
belaka, saat jasmani dan fikiran
disibukkan oleh dunia, saat wajah
menampakkan kebahagiaan yang penuh
kepalsuan. Cuba lihat disana! Hatimu
menangis dan meranakah?
Surat ini kutujukan untuk diriku dan
diri sahabat-sahabat tercintaku yang
sombong, yang terkadang bangga pada
dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun
yang membuat kita lebih di hadapanNya
selain ketakwaan. Padahal kita
menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan
merasakan mati, namun kita masih
bergulat terus dengan kefanaan.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai mati, saat tiada getar ketika
asma Allah disebut, saat tiada sesal
ketika kebaikan berlalu begitu sahaja,
saat tiada rasa takut padaNya ketika
maksiat dilakukan, dan tiada merasa
berdosa ketika menzalimi diri sendiri
dan orang lain.
Akhirnya surat ini kutujukan untuk
jiwa yang masih memiliki cahaya
meskipun sedikit, jangan biarkan
cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan
cahaya itu hingga ia dapat menerangi
wajah-wajah di sekeliling, memberikan
keindahan Islam yang sesungguhnya
hanya dengan kekuatan dariNya "
Ya..Allah yang maha membolak-balikkan
hati, tetapkan hati ini pada agamaMU,
pada taat kepadaMu dan dakwah di
jalanMu "
Wallahualam bisshawab
Semoga dapat membangkitkan iman yang
sedang mati atau jalan di tempat,
berdiam diri tanpa ada sesuatu
amalanpun yang dapat dikerjakan.
Kembalikan semangat itu sahabat-
sahabat tercintaku.. ... Ada Allah dan
orang-orang beriman yang selalu
menemani di kala hati "lelah"....
“Wardah, Humaira’ bukan apa. Humaira’ tak nak Wardah menyesal di kemudian hari. Macam Humaira’ tak tau dalam hati Wardah ada siapa......” Tersentak hati Wardah bila teringatkan kata2 Humaira’ pada malam sebelum mereka pulang bercuti semester.
“Ya Allah Ya Halim, benarkah keputusan yang aku buat ni? Ya Allah, yakinkan aku dengan janji2 Mu. Yakinkan aku dengan Qada’ dan Qadar Mu. Tetapkanlah keputusan ku Ya Allah. Jangan Kau ragui aku dengan bisikan dusta dari syaitan2 yang sentiasa ingin menyesatkan kami. Tetapkanlah hati ku Ya Rahim. Hanya Kau yang bisa mendengar dan memperkenankan segala rasa hati ku..amin....”
“Jauhi aku dari terus mengingati dirinya........”
Terkadang..
Hatiku terfikir di mana ‘Zaujiku’,
Itulah ungkapan yang selalu bermain di benakku,
Terkadang..
Aku terfikir adakah dikau berada di sampingku,
Ataupun jauh berbatu..
Terkadang aku terfikir..
Mengapa diriku tak berpunya ketika semua rakanku di alun pasangan,
Diriku keseorangan tanpa berteman..
Tersedar aku dari lamunan,
Segala fikiran adalah panahan syaitan,
Ku kembali pada Al Quran dan As Sunnah,
Jodoh pertemuan di tangan Tuhan.
Namun,
Ku tahu..
Temanku adalah Allah,
Pencipta Cinta..
TanpaNya,
Kita tak kan bersatu..
TanpaNya,
Kita tak kan menunggu penuh setia..
Zaujiku,
Bersabarlah menanti hari,
Bekalkanlah dirimu dengan ilmu2 Allah,
Moga Islam menjadi Tiang keluarga kita,
Bekalkanlah dirimu dengan ilmu2 Allah,
Moga dirimu tetap teguh berjihad melawan nafsu,
Bekalkanlah dirimu dengan ilmu2 Allah,
Moga dikau tetap bermujahadah.
Namun, ku harapkan doa darimu jua,
Moga kita tetap bersatu.
Ku yakin,
Bila tiba masanya nanti,
Akan terbuku hijab antara kita,
Disitulah tempat kita meneruskan perjuangan Islam bersama2.
By : Wardatul Shauqah
Date : 14 March 2008
Bingkisan hati Wardah yang tercatat 3 Tahun yang lepas, di baca berulang kali.
“Ya Allah, mungkin sudah sampai dan termakbul apa yang aku doakan padaMu selama ini. Permudahkan aku ya Allah dalam menghadapi semua ini. Ikhlaskanlah diriku untuk belajar mencintai bakal suamiku kelak. Jauhkan ‘dia’ dari ingatanku. Esok rasminya aku bakal menjadi tunangan orang. Ikhlaskanlah aku Ya Allah......”
************************************************************
bersambung...
2 comments:
Indah kata2 itu kak..menusuk hati..
tak sabar nak tunggu part4..:) makin bertambahlah power spek mata ni..hehe
huhu....jangan2..kak dilah xnak bertanggungjawab...ehehehe..ok2..insyaAllah..ada idea, kak dilah menulis ye..=)
Post a Comment